Tujuan Utama

Blog Tausiyah Qolbi

LightBlog

Thursday, April 3, 2014

Berusaha dan Berdoa VS Takdir I

Berusaha adalah hal yang memang seharusnya dilakukan oleh manusia. Segala usaha yang dilakukan, tentunya melalui cara yang sesuai dengan ilmu dan pengetahuan setiap manusia. Sebagai manusia yang mengakui adanya TUHAN, maka Berdo'a adalah wajib sebagai tanda bahwa semua usaha yang dilakukan tidaklah mungkin berhasil tanpa campur tangan TUHAN.


Begitupun tidak semua orang sadar bahwa berusaha adalah suatu kewajiban. Kebanyakan manusia lebih suka berkhayal atau berangan-angan. Orang-orang yang seperti itu merasa bahwa TUHAN telah mengatur semua rejeki untuk manusia jadi tidak perlu berusaha. Orang-orang tersebut sebenarnya sudah salah mengerti karena takdir yang telah ditetapkan TUHAN bersifat rahasia. Maka dari itu siapapun tidak mengetahui mengenai takdir masing-masing manusia.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad melarang para sahabat untuk mendalami masalah takdir, beliau berkata:

وَإِذَا ذَكَرَ (أَصْحَابِي) اَلْقَدْرَ فَأَمْسِكُوْا -الطبراني-.


"Jika sahabatku menyebut perkara takdir, maka hentikanlah mereka (membahas takdir)" (Riwayat Thabrani)


Berkaitan dengan Takdir Allah, ada 2 hal penting yang wajib kita renungkan :

Pertama : Takdir adalah RAHASIA Allah


Tak seorangpun mampu mengetahui kapan kematian akan datang?, di mana akan mati ?, Bagaimana keadaannya pada saat mati ?. Begitu juga mengenai hal lainnya, seperti jodoh, rejeki dan hal lain dalam kehidupan manusia.

Firman Allah dalam al-Qur'an:

قُل لاَّ أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَآئِنُ اللّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ -الأنعام: 50-.

"Katakanlah:"Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:"Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat". Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)" (QS : Alan'am 50).


Dalam Ayat lain Allah juga menegaskan :

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ -الأنعام: 59-.

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS : Alan'am 59).


Untuk urusan kematian, Allah telah menjelaskan dalam firmanNya:

إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ -لقمان: 34-.

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS : Luqman 34).


Kedua: Perubahan Takdir.


Allah SWT berfirman: " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir" (Qs. al Maarij: 19).

Sesungguhnya sebagian besar manusia memiliki sifat suka mengeluh dan tidak suka memberi (bersedekah). Padahal segala yang terjadi pada kehidupan kita merupakan ketetapan TUHAN. Dimana kita bukanlah berkeluh kesah tapi harus berusaha untuk menyelesaikan keluhan tersebut. Dan harus sadar bahwa apa saja yang kita berikan akan membuat perubahan bagi orang lain, contohnya ketika kita memberikan sejumlah uang kepada orang miskin, maka orang tersebut dapat membeli makanan.

Baik sadar atau tidak, perbuatan kita dalam berusaha menyelesaikan keluhan dan memberikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan, telah menjadikan perubahan takdir (kondisi keluhan dan kondisi orang yang menerima sedekah)

Makna berusaha:
"Dan katakanlah; bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu" (Qs. at Taubah: 105),

Semangat dalam berusaha / berikhtiar terkandung dalam ayat ini. perintah untuk bekerja artinya perintah untuk berusaha keras dalam menggapai suatu tujuan baik duniwai maupun ukhrowi.

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (Qs. ar Ra'd : 11)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa perubahan takdir dapat dilakukan jika mau berusaha. Tentunya jika pengertian takdir adalah kondisi yang telah, sedang dan akan terjadi.

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya; jadilah ! maka terjadilah" (Qs. Yasin : 82)

Makna berdo'a:
Berdo'a adalah sebuah tanda bahwa Allah yang berkehendak atas segala yang terjadi. Maka berdo'a adalah bagian yang sangat penting sebelum dan sesudah berusaha.

Allah berfirman : "Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku" (Qs. al Baqarah: 186).

Mengenai bahasan Kedua: Perubahan Takdir, akan dilanjutkan pada kesempatan lain.


No comments:

Post a Comment